Momen Eureka


How I Met Your Mother (HIMYM) serial favoritku. Serial ini bukan soal perjalanan bertemu dengan jodoh, tetapi soal kita tidak selalu mendapatkan hal yang sesuai dengan harapan dan keinginan dalam hidup ini. Pengalaman manis dan pahit kita lalui. Kita terus menjalani setiap babak dalam hidup dan berevolusi menjadi pribadi yang lebih baik. Perjalanan hidupku pun tidak selalui sesuai dengan harapan dan keinginan. Lima tahun ini aku menempuh berbagai cara agar aku bisa menjadi sosok yang lebih baik. Di tulisan “I’m Alive and A New Day Has Come”, aku menulis sedikit cerita tentang serangkaian peristiwa tidak enak di masa lalu dan di fase ini aku bisa melaluinya. Butuh waktu lama untuk pulih setelah jatuh ke dasar jurang kecewa. Dan seperti layaknya roda kehidupan, aku menghadapi lagi fase kekecewaan berikutnya yang membuatku ingin menyerah dan berhenti berjuang. Aku berikan yang terbaik, tetapi yang kudapat malah kekecewaan dari sejumlah orang. Belum lagi kehilangan dan kenyataan yang tak enak. Dan jodoh yang tak kunjung datang meski aku melakukan segala daya dan upaya. Doa yang tak kunjung dikabulkan membuatku jadi tidak semangat lagi. Aku berhenti lari. Untuk apa aku berusaha lagi? Hingga akhirnya satu peristiwa membuatku menangis dan ingin berteriak lagi. Aku bertanya-tanya aku kenapa lagi. Hanya karena hal begini saja aku menangis? Dari situ, aku tahu kondisi mentalku sedang tidak baik-baik saja. Besoknya, dalam keadaan marah dan hati yang tidak karuan, aku pergi ke luar kota untuk menemui adikku. Sampai di depan kost adikku, pikiran sempat nge-hang, lalu tersadar aku terjatuh dari ojek daring karena celanaku yang lebar sempat tersangkut di pijakan kaki.

Keinginan ke psikolog sebetulnya sudah ada sejak sebelum tahun 2022. Dan dorongannya semakin kuat setelah aku merasa mau relapse (kambuh) depresi lagi. Adikku juga bilang coba saja ke psikolog untuk mencari tahu. Kata ‘sabar’ dalam Surat Al-Baqarah ayat 45 “Dan mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan [mengerjakan] shalat” dalam istilah general, artinya “patience”. Sedangkan arti luas dari situs ini, salah satu artinya adalah “dealing calmly with problems.” Dealing calmly with problems (menangani masalah dengan tenang) harus dengan pikiran yang sehat. Pikiran-pikiran yang berjalan tidak pada tempatnya perlu dibenahi dulu agar kondisi perasaan, mental, dan fisik sehat. Oleh karena itu, aku putuskan pergi ke psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari profesional.

Aku tipe orang yang akan mengembalikan keadaan berantakan ke kondisi rapi dan tertata. Kalau kamar berantakan dengan barang-barang berserakan, akan kurapikan dan kukembalikan barang-barang itu ke tempatnya seperti semula satu per satu. Seperti dalam lirik lagu Frank Sinatra berjudul “That’s Life”, setelah jatuh aku bangkit lagi. And I am back on track with a better spirit.

Each time I find myself
Flat on my face
I pick myself up and get
Back in the race
That’s life

4ea33fef-491c-4488-bbe5-698b4f41d392Berhubung sesi pertama konseling perasaanku masih tidak karuan, psikolog meresepkan suplemen. Beliau mengatakan aku tidak bisa curhat dengan objektif, jadi penilaian beliau akan menjadi bias. Untuk pertemuan kedua, aku diberikan tugas untuk menulis jurnal. Ini berbeda dari menulis di buku harian seperti yang biasa aku lakukan. Tugas menulis jurnal lebih spesifik. Setelah meminum suplemen itu, kondisi mentalku membaik. Aku jadi bisa lebih berpikir secara netral. Badai hati dan otak berlalu. Aku semangat lari lagi dan mau menghadapi orang-orang sekitar. Tadinya aku menarik diri dari lingkungan sekitar karena kondisi mentalku tidak stabil. Beliau juga menanyakan tujuanku pergi ke psikolog dan mengikuti konseling ini. Aku mengatakan kepadanya agar aku bisa legawa dengan semua hal yang terjadi dalam hidup. Di sesi konseling kedua itu kami mengidentifikasi kesalahan cara berpikir atau error of thinking. Beliau bilang bahwa jangan sampai kita diperdaya oleh pikiran kita sendiri. Beliau benar. Kalau cara berpikirku tidak pas, aku akan mengambil sikap yang tidak tepat pula terhadap kejadian yang kualami. Setelah mengonsumsi suplemen itu, rasa cemas berkurang sehingga jalan-jalan di pikiranku jadi terbuka. Semuanya jadi masuk akal. Eureka! Rasanya seperti keran yang tersumbat akhirnya terbuka lalu air mengalir deras ke berbagai penjuru. Aku terima takdir hidupku. Aku legawa dengan apa yang terjadi. Setelah satu jalan pikiran yang tersumbat terbuka, masalah kecil lainnya bisa kuatasi. Untuk masalah besar, jawabannya akan kutemukan secara bertahap.

img_9377Doa yang kupanjatkan dua dekade lalu terwujud dan doa-doa yang kupanjatkan pada sepertiga malam terwujud melebihi harapanku. Ini bukan soal perjalanan menemukan pasangan hidup. Ini soal menjadi manusia yang lebih baik. Benih-benih impian dan doa dua dekade lalu yang kutanam akhirnya terlihat hasilnya. Aku perlu melihat gambar besarnya. Semuanya jadi masuk akal setelah aku bilang pada diri sendiri bahwa aku mau menerima diriku apa adanya, menerima takdirku, dan mendengarkan panggilan hidupku. Aku ingin menjadi pionir dengan membukakan jalan bagi orang lain. Caranya dengan memberikan manfaat atau nilai kepada orang yang membutuhkan sehingga mereka merasa lebih baik.

Lihatlah warna pada cahaya
Menjadi lukisan pagi
Bukalah renda agar cahaya
Sinari damainya arti kehidupan

Perjalanan menuju tujuanku adalah perjalanan tidak mudah, tetapi aku akan bertemu dengan orang-orang yang memang saling membutuhkan dalam perjalanan. Pergi ke suatu tempat tahun lalu membuatku sadar bahwa ketika bertemu dengan orang-orang yang saling membutuhkan meski hanya sesaat, perjalanan jadi berarti, berkesan, dan sesama petualang lebih menghargai. Mereka orang-orang yang sama-sama punya tujuan denganku.

Ruang di hidupku adalah tempat bagi orang-orang yang aku perlukan untuk mencapai tujuan hidup. Kalau ibarat ponsel, semakin luas ruang penyimpanan untuk kuinstal aplikasi yang memang kuperlukan, semakin baik ponsel itu bisa kumaksimalkan. Lebih baik kuhapus aplikasi-aplikasi yang tidak (lagi) kuperlukan. Jadi, aku tinggalkan orang-orang yang sudah tak (lagi) sejalan. Hati ini rumah bagi orang-orang berkomitmen jangka panjang. Kita berbagi cerita suka dan duka. Kita teman seperjalanan. Kita saling membutuhkan. Saling memberikan nilai. Saling mendukung. Kadang kita jalan berdampingan. Kadang kita berjalan ke dalam kehidupan satu sama lain. This is my Utopia.

This is utopia, this is my utopia
This is my ideal, my end in sight
Utopia, this is my utopiaThis is my nirvanaMy ultimate
We’d provide forumsWe’d all speak outWe’d all be heardWe’d all feel seen

Di sesi konseling ketiga, aku bilang kepada psikolog bahwa cara berpikir yang tidak pada tempatnya membuatku lost terlalu jauh. Selain itu, penilaian atau labeling orang lain terhadapku juga perlu kusikapi dengan hati-hati. Entah itu ada yang bilang rapuh, complicated, kosong, atau hampa. Saat sedang kehilangan jati diri, penilaian seperti itu bisa diterima tanpa filter. Aku sadar bahwa bukannya aku rapuh, kosong, atau hampa, aku BELUM menemukan tujuan hidupku. Bukannya aku complicated atau ribet, aku ingin segala sesuatunya well-prepared dan detailed. Bisa-bisanya orang lain yang jarang ngobrol dengan kita menilai diri kita seenak jidat mereka. Seberapa sering orang-orang itu duduk dan ngobrol bersama kita? Dan sejauh mana mereka berusaha mengenal kita? Peribahasa “Tak kenal maka tak sayang” benar adanya. Kalau kamu tidak kenal, bagaimana kamu bisa sayang? You can love and hate people’s behaviours. It’s normal. What makes it different is how willing you dedicate yourself to the relationship with the people you consider important. Makanya, aku suka ucapan Ted Mosby dalam HIMYM, “You will be shocked kids, when you discover how easy it is in life to part ways with people forever. That’s why, when you find someone you want to keep around, you do something about it.”

img_9336Sejumlah peristiwa yang membuat mentalku terpuruk berawal dari berasumsi tanpa membuktikan apakah hal itu benar atau tidak, mengharuskan orang lain bersikap sesuai dengan harapan dan keinginanku, menganggap semua kejadian buruk hanya karena satu kegagalan, dan lain-lain (baca di sini atau ini). Perasaan yang kurasakan tidak bisa kuabaikan. Aku perlu mencari jalan tengah bagi diriku dan orang lain. Beberapa masalah sudah ada penyelesaiannya. Beberapanya perlu waktu dan proses. Tidak semua pengalaman di masa lalu buruk. Ada juga pengalaman baik yang kulalui. Aku berusaha mencari jalan keluar dengan ilmu pengetahuan yang kuketahui saat itu. Bukannya tidak ada hasil. Ada hasilnya, tetapi belum sampai tahap aku bilang “ini nih yang selama ini kucari“. Pergi ke psikolog adalah metode paling cocok untukku, karena mereka mempelajari atau mendalami berbagai hal tentang mental, pikiran, dan perilaku manusia. Sama seperti ketika aku menemukan metode menulis Kaizen Dee Lestari yang kuikuti workshopnya. Metode Kaizen ini sesuai dengan jalan ninja menulisku, yaitu “Perbaikan kecil itu harus rajin dan konsisten.”

Tinggalkan Pesan