Menjalani Hidup dengan Sebaik Mungkin

What’s more important than loving and being loved?
It’s living the best life possible.

Sunset

Membaca lagi buku harian setelah sekian lama membuatku tertawa. Aku begitu bodoh dalam hal cinta. Yang berubah dari diriku adalah kedewasaan. Malam berikutnya aku membacanya lagi. Kali ini aku merasa kasihan pada diriku yang dulu. Aku begitu berharap dicintai balik. Padahal ada yang lebih penting dari itu, yaitu menjalani hidup dengan sebaik mungkin. Aku juga tak perlu merasa insecure hanya karena cinta tak terbalas lantas merasa diri tak berharga. Allah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.

Dulu aku merasa kosong, rapuh, dan tersesat. Aku pergi menemui teman untuk curhat. Setelah pulang bukan tenang yang kudapat, rasanya hati malah kian tak enak. Aku sudah pernah mencoba meditasi dan pelatihan self love, tapi kedua metode itu efek enaknya hanya berlangsung sesaat. Aku beranggapan bahwa bepergian, menemui teman, berbelanja, mendengarkan musik akan membuatku selalu tenang, tetapi ternyata tidak ada yang dapat menggantikan ketenangan paling tenang selain yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang membutuhkan. Sewaktu terkena covid bulan Juli lalu, aku mengalami serangan cemas pada malam hari. Allahu Akbar aku lafalkan beberapa kali. Dalam hitungan detik serangan cemas hilang. Aku juga tidak butuh banyak orang yang mencintai dan menyayangiku. Memiliki keluarga yang utuh, dikelilingi beberapa teman baik, dan seorang teman yang peduli hingga detik ini itu cukup bagiku. Aku sering menulisnya di buku harian. Dia sosok yang aku kagumi sejak pertama kali bertemu. Kami masih berteman baik. Benar ucapan adalah doa. It’s like saying abracadabra which means “I create as I speak”. Di buku harian ini aku menuliskan hal-hal baik untuk hubungan kami.

Allah membuat aturan sebagai pedoman hidup supaya kita selamat dunia dan akhirat. Kita hanya perlu mengikutinya. Aturan untuk melaksanakan sholat, tetapi manusia malah lalai. Aturan untuk mengingat Allah ketika berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, tetapi malah mengingat hal-hal lain seperti cemas besok makan apa, khawatir rezeki berkurang, menyesali masa lalu, dan pikiran jelek lainnya. Menjadikan sabar dan sholat sebagai pertolongan. Namun malah meminta pertolongan atau berharap kepada orang lain untuk membantu dirinya. Berpuasa setahun sekali pada bulan Ramadan dan puasa sunah Senin-Kamis. Tujuannya untuk mengendalikan nafsu. Ketika berpuasa, perut dalam keadaan kosong. Raga kita ‘disiksa’ untuk meredam nafsu. Penyebab depresi, kecemasan, dan kemarahanku adalah karena aku lalai mengikuti aturan-aturan ini. Kalau dipikir-pikir, Allah memberikan lebih banyak nikmat, rezeki, dan kebahagiaan. Aku sering kali tidak mengingat-ingat kebaikan-kebaikan-Nya, sehingga merasa hidup menderita. Aku malu di hadapan Allah karena seharusnya aku banyak berterima kasih kepada-Nya yang telah memberikan begitu banyak kebaikan.

Jalan hidup tak selalu mulus dan lurus. Kadang mendaki, menurun, atau terjal. Musim tak selalu sama. Adakalanya cerah, hujan deras, kemarau panjang, atau dihantam badai. Sepanjang perjalanan kita perlu petunjuk dan pegangan hidup. Oleh karena itu, Allah melengkapinya dengan Al-Quran. Inilah pegangan hidupku sehari-hari:

  1. Menjadikan sholat dan sabar sebagai pertolongan
  2. Mengingat Allah ketika berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring
  3. Berpuasa
  4. Bersyukur sehingga Allah menambah nikmat-Nya. Jika mengingkari nikmat-Nya, Allah akan memberi azab yang sangat pedih
  5. Allah menjamin rezeki
  6. Allah akan memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar
  7. Menerima qadha dan qadhar
  8. Berprasangka baik kepada Allah
  9. Berserah kepada-Nya. Kembalikan segala sesuatu kepada-Nya. Hanya bergantung kepada-Nya. Manusia makhluk lemah dan tak berdaya. Sering kali mereka merasa dirinya kuat, padahal sebenarnya tidak.
  10. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka, setelah menyesaikan satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain

Tidak ada yang namanya kehendak bebas ataupun freewill. Nama, tempat dan tanggal lahir, di keluarga mana kamu dilahirkan, dan jalan hidupmu sudah ditentukan. Hidup tidak bisa semau sendiri dan merasa memiliki. Sukai, cintai, sayangi apa pun dan siapa pun di dunia ini secukupnya. Jangan sampai Allah cemburu karena kamu mencintai dunia dan orang lain melebihi cintamu kepada-Nya.

*Sumber gambar dari sini 

Tinggalkan Pesan